Halo semuanya!
Ini mungkin beberapa postingan terakhir tahun ini karena cukup banyak kegiatan baik ke dalam diri maupun ke luar diri. Kali ini saya akan bercerita tentang Randang. Mungkin banyak disini yang sudah tahu soal Randang atau rendang, mulai dari disebut makanan terenak di dunia, kontroversi soal sehat tidaknya randang sampai makanan khas yang sudah dibuat olahannya seperti mie randang. Kali ini saya ingin membahas mengenai hal-hal di sekitar randang yang bersifat sosial.
(Sebagian adalah opini pribadi)
Randang dan standar kesehatan
Akhir-akhir ini saya sering melihat-lihat akun mengenai gizi makanan (kebetulan saya diberi petunjuk untuk mempelajari naturopathy dan herbalism) dan banyak yang bilang kalau makanan yang sehat adalah makanan yang mentah. sayur mentah, buah mentah, itu adalah salah satu yang cukup ekstrim. Disisi lain ada yang mengedukasi bahwa daging kambing itu sehat sehat aja asal diimbangi dengan sayuran yang banyak. Hal ini membuat saya berpikir, sebenarnya standar kesehatan itu apa harus selalu condong ke negara lain? Apakah tidak bisa kita membuat standar kesehatan kita sendiri. Khususnya randang, sudah cukup banyak penelitian yang membuktikan randang termasuk sehat meskipun ada santan, dengan catatan cara masak dan asupan lainnya terpenuhi.
Randang sebagai gambaran kearifan lokal Minangkabau
Budaya lokal Indonesia banyak melakukan simbolisasi kearifan lokal dalam semua hal yang mereka lakukan, termasuk makanan. Randang adalah salah satu makanan yang mengandung kearifan lokal, dimana randang sendiri merupakan salah satu teknik memasak dan mengawetkan daging yang membutuhkan kesabaran, ketekunan, dan kebijaksanaan. Juga simbolisasi masyarakat dalam setiap bahan randang yang menunjukkan musyawarah mufakat. Karena isu kearifan lokal 'yang hilang' sedang diangkat saat ini, ada baiknya juga melihat budaya di daerah Minangkabau yang melingkupi beberapa provinsi di Indonesia.
Membeli randang yang lamak
Terkadang ada masanya ketika kita lagi jauh dari kampung, atau di hidup sendiri. Mau makan randang tapi tidak ada waktu dan tenaga untuk memasak. Nah, sekarang ada randang yang bisa kamu pesan dari rumah (sekalian mengurangi frekuensi keluar rumah karena pandemi). Saya beberapa minggu lalu mendapat paket randang yang enak banget. Mereka menjual berbagai macam randang, dan yang saya pesan adalah randang daging basah dan randang suwir ayam.
Seperti yang tertera di video diatas, produsen dari rendang berikut adalah Pusako Bundo. Randang Pusako Bundo adalah randang asli dari Payakumbuh dan sudah memproduksi randang sejak 2004. Wah lama banget ya...
Pertama kali membuka packagingnya gue sangat terkesan karena randang dibungkus dengan kemasan kedap udara, sehingga bisa tahan dan serasa baru dimasak meskipun di kirim ke tempat yang jauh. Lalu packaging kotaknya cukup berlapis sehingga tahan dari kerusakan pada kotak maupun kemasan bagian dalam. Dalam keadaan tertutup, randang bisa bertahan hingga 6 bulan (bisa disimpan dalam freezer juga), sementara jika sudah dibuka bisa bertahan seminggu, kalau mau lebih lama bisa di panaskan.
kira-kira contohnya seperti ini (sumber : alibaba.com) |
Tekstur randangnya sesuai dengan yang sering dimasak di rumah. Rasa randangnya enak banget, gak bikin tenggorokan kering dan dagingnya lumayan lunak untuk ukuran randang untuk randang daging basah. Khusus untuk randang ayam suwir teksturnya tidak kering sehingga tidak batuk-batuk abis makan. Randang ini enak banget dimakan bareng lontong, nasi lengkap dengan ikan, sambal tempe tahu kentang dan semua jenis sayuran. Bahkan randang ini enak banget dimakan dengan daun kol.
Ha? dimakan langsung sama daun kol?!
Iya, saya makan pake cara ini hehehehehehe
With love,
sedikit foto |
Campuran rasa randang dan rasa daun kol aja bisa bikin saya kenyang hahaa! Untuk menutup review makanan ala-ala ini saya meyajikan kembali reels mengenai makanan akhir bulan. Selamat menikmati!
Kalau mau pesan randangnya, bisa hubungi Pusako Bundo di instagramnya @pusako.bundo. Cara order dan katalognya lengkap banget disana. Selain itu, juga bisa dipesan dari rumah melalui whatsapp dan web pusakobundo.com. Selamat belanja dan makan randang sepuasnya!
Duuuh rendang pusako bundo enak nian sepertinya kak. Warnanya gelap gitu bumbunya jadi tau proses masaknya lama dan kaya bumbu. Karena klo bukan rendang asli padang kaya kurang hitam bumbunya. Karena masaknya kurang lama dan kurang kering.
ReplyDeleteaku suka banget rendang, lebih praktis yaa, dan bisa di bawa kemana2 sebagai bekal. terima kasih infonya
ReplyDeleteWah, baru tahu kalo ada yg jual rendang dgn teknik packing begitu. Jadi bisa menjangkau pembeli yg jauh ya. Rasanya juga kayaknya enak bgt tuh, jadi ngiler kak, hehe.
ReplyDeletebikin rendang jadi makin praktis ya sekarang. Kalau lihat bumbu-bumbunya memang terkesan susah banget kayaknya ya
ReplyDeletedan belum tentu masakan si A seenak rendang asli kalau beli di Padang sana
ehh ternyata sekarang ada yang instan, noteddd
Siapa yang gak tau sama masakan 1 ini ya, apalagi udah terkenal sampai ke mancanegara juga.
ReplyDeleteJadi kalau ke Payakumbuh jangan lupa mampir dan icip icip Randang Pusako Bundo ya kak, mantap
Yang rendang asli ternyata kering ya bumbunya bnyak kadang yg aku beli banyak kuahnya suka gk awet jga perlu bngt nih nyobain randang pusako bundo mantab bngt y ka
ReplyDeleteMantap ya bisa tahan sampai 6 bulan. Jadinya jangkauannya lebih luas untuk orang-orang yang ingin menikmati randang asli Payakumbuh.
ReplyDeleteJujur saya baru tahu kalo di daerah asalnya rendang disebut dengan randang. Dan rendang dalam kemasan jadi solusi buat traveler yang pengen bawa makanan ketika pergi ke luar kota atau ke luar negeri. Dimakan pake nasi anget putih enak banget tuh.
ReplyDeleteSaya kira typo, tapi sepertinya nama panggilan asli hasil dari teknik memasak khas ini adalah Randang yah, kak. Lemak niaaaan, kalau kata orang sana, hehehhe. Saya sendiri termasuk penyukanya karena penikmat masakan nasi padang yang sudah pasti ada menu rendangnya! :)
ReplyDeleteDuh ngiler....aku suka rendnag sejak menikah hahaha. Suamiku doyan banget rendang dari rumah makan padang.
ReplyDeleteWah aku baru tahu bisa dimakan pakai daun kol
cara makan randangnya unik banget, kayak ala ala orang korea pas makan olahan daging hehe,
ReplyDeleteSebagai orang minang asli, menurut saya randang paling enak itu dari Payakumbuh. (fyi saya dari Bukittinggi). Kalau ke rumah saudara yang di Payakumbuh, pasti ngincer randangnya, soalnya seenak itu. Sulit dijelaskan dengan kata-kata. Dan Rendang pusako bundo ini dari Payakumbuh , ga kebayang enaknya.
ReplyDeleteRandang memang salah satu kesukaan aku nih sebagai orang Minang. Dan aku tuh paling doyan rendang yg kering seperti randang pusako ini, nikmat kali ya Kak. Wajib nih aku cobain kalau nanti lgi pengen makan rendang tapi gak sempat memasaknya, soalnya menggiurkan sekali..
ReplyDeleteHabis baca ini dan liat foto-fotonya auto-lapar. Pas tinggal di Jakarta sering makan ke warung makan ini. Bdw randang yang benar ya, Mbak? Kalau sama rendang samakah?
ReplyDeletesaya suka rendang kak, tapi gak suka yang terlalu pedas, gak kuat lidah. layak dicoba tapi ini randang pusako bundo untuk oleh oleh atau kasih ke relasi, soalnya bisa tahan sampai 6 bulan ya
ReplyDeleteDaku belum pernah makan rendang dengan daun kol.
ReplyDeleteSeringnya rendang dengan sayur gulai (pakis atau daun singkong) hehe.
Sepertinya, Yo Bana lamak ko randangnya Yo Ini.