Halo semuanya!
Apa kabar? Semoga semua sehat ya!
Saya cukup lama tidak menulis blog pada tahun ini, tepatnya dari awal Agustus hingga akhir Oktober. Hal ini karena saya sibuk memikirkan, mencari tempat, dan menulis skripsi saya dengan waktu yang sudah sangat mendesak.
Ya, saya memikirkan banyak teori dan alat ukur, serta mencari tempat untuk menuliskannya dalam keadaan tenang dan lancar. Saya menyadari bahwa meskipun saya introvert, saya bukan tipe orang yang bisa mengerjakan sesuatu di satu tempat dalam waktu lama. Jadilah saya mengerjakan sambil duduk di akar pohon taman, sambil jogging di padang rumput, dan ketika PPKM turun ke level 1, mengerjakannya di kafe dengan protokol kesehatan dan hanya 1-2 kali seminggu. Selama saya melakukan pola seperti diatas dalam mengerjakan skripsi, saya hanya menggunakan laptop untuk mengedit, menata dalam format resmi skripsi dan melakukan proofreading.
Lalu, saya mengetiknya dengan gawai? Tentu saja! Ketika membawa gawai, saya meringankan beban tas saya yang kadang sudah berat karena membawa beberapa jurnal dan skripsi setumpuk (kadang saya harus menjaga mata dari eksposure layar gawai). Selain itu saya juga bisa mengerjakan skripsi di tempat yang sulit untuk menemukan tempat mengisi baterai laptop, seperti di taman kota dan ruang terbuka hijau.
Jadi bagaimana proses saya menulis skripsi selama 3 bulan belakangan? Mari disimak
Membaca dan Memilah Referensi
Selain memprint jurnal dan skripsi yang diperlukan, terkadang saya juga perlu membaca lewat gawai. Aplikasi pembaca pdf bawaan dan Google Docs/Microsoft Word dapat dipakai untuk membaca referensi tersebut. Selain itu, untuk mesortir referensi, kita dapat menggunakan aplikasi Mendeley yang tersedia di Google Play Store. Saya mencari semua referensi melalui Google Chrome yang terdapat di gawai. Selain itu saya juga menggunakan iPusnas, iJak, Gramedia Digital dan Amazon Kindle untuk mencari dan membaca referensi berupa buku.
Menerjemahkan, Menyusun, dan Menulis Draf Kasar
Selain menggunakan buku binder dan pena, saya sering menggunakan Google Notes dan Google Docs untuk mentranslasi referensi, menyusun kerangka draf dan menulis draf kasar. Saya punya satu notes yang dijadikan pengingat harian untuk melihat sejauh mana progress draf ditulis dan keperluan lainnya. Draf kasar yang ditulis tidak terlalu mengikuti kaidah, hanya beberapa hal seperti tata bahasa yang diperhatikan agar membantu dalam mengedit dan proofreading.
Mengedit dan Proofreading
Setelah cukup dengan draf kasar, saya pun mengirimkan mendownload draf tersebut di laptop saya melalui Google Drive, dan mengeditnya di Microsoft Word, karena umumnya institusi manapun masih menggunakan Microsoft Word ataupun alternatif gratisnya WPS Office. Saya sudah membuat template yang memang dikhususkan untuk skripsi dan saya menempel draf kasar tersebut di dokumen bedasarkan template tersebut. Setelah itu, saya menambahkan sitasi menggunakan Mendeley yang terhubung dengan aplikasi Mendeley di gawai saya, melakukan editing seperti margin dan format teks, dan melakukan proofreading untuk memastikan tidak ada saltik yang bertebaran ketika diberikan pada dosen pembimbing.
Melihat Dan Memberikan Highlight Pada Hal Yang Perlu Direvisi
Setelah saya menerima umpan balik dari dosen pembimbing, saya memberikan highlight pada hal hal yang perlu direvisi menggunakan aplikasi Microsoft Word yang ada di gawai, sehingga tidak lupa ketika akan mengeditnya kembali di laptop. Hal ini termasuk bagian mana saja yang perlu di hapus, bagian mana yang ada saltik dan bagian mana yang meragukan secara bahasa dan teoretis.
Nah, sekarang setelah tahu prosesnya pasti ingin tahu, gawai seperti apa yang saya pakai untuk menulis draf kasar sebelum menjadi draf setengah-final? Gawai yang saya pakai adalah gawai yang dibeli sekitar akhir tahun 2019 yaitu Realme C2 versi 3/32, yang memiliki RAM 3GB dan penyimpanan internal sebesar 32 GB.
sumber |
Menurut halaman spesifikasi di Carisinyal, gawai ini diumumkan pada bulan April 2019, yang berarti gawai masih cukup baru ketika saya membelinya. Untuk menggunakan aplikasi yang saya sebutkan di atas, gawai ini sudah lebih dari cukup, apalagi dengan keperluan komunikasi saya lewat WhatsApp (yang selalu memakan penyimpanan internal) sudah cukup jarang kecuali untuk menghubungi dosen dan saya tidak terlalu suka menginstall aplikasi yang menurut saya kurang penting, seperti aplikasi voting K-Pop masa kini.
Sumber |
Prosesor yang digunakan di gawai ini membuatnya bekerja dengan cepat, sehingga saya cukup jarang mengalami lag ketika menulis draf maupun mencari referensi. Sesuai dengan artikel review yang ditulis oleh Carisinyal. Meskipun dalam review tersebut, ada hal lain yang menurut saya menjadi kekurangan, selain sensor sidik jari, USB yang masih 2.0 dan resolusi.
Hal tersebut yaitu gawai ini tidak mendukung fast battery charging. Sehingga saya perlu untuk mengisi baterai di pagi hari sekitar jam 4 atau 5 pagi sembari mempersiapkan diri ke kampus agar gawai bisa dibawa dalam keadaan baterai penuh.
ssst, tahukah kalian kalau saya juga menemukan info mengenai gawai ini di Carisinyal? Tepatnya ketika saya membaca artikel berikut. Jadi kalau kamu perlu mencari apapun mengenai gadget dan cara memeliharanya silakan cek Carisinyal ya!
Demikian dulu postingan kali ini, sampai jumpa di postingan selanjutnya!
With love,
Canggih banget yaw bisa nulis skripsi pake hapeee
ReplyDeleteAyo Puj updatee
ReplyDelete