Sunday, September 8, 2024

Tips Menulis Dari Eka Kurniawan Yang Cocok Diterapkan Pada Blogmu

Cover novel Eka Kurniawan dari Gramedia.com


Ketika saya mendatangi kegiatan peluncuran novel terbaru Eka Kurniawan, saya sedang berpikir mengenai menulis tips-tips blogging. Meskipun saya telah menulis blog selama bertahun-tahun, saya bukanlah penulis yang konsisten. Tentu menulis bagus belum tentu konsisten, maupun menulis konsistem belum tentu bagus. Jika bisa keduanya mengapa tidak?

Sayang, tips yang saya dapatkan dari acara kemarin belum membahas konsistensi secara spesifik. Lalu, tips apa saja yang saya dapatkan?

Mari saya rangkumkan beberapa tips menulis ala Beliau yang bisa diterapkan di blog saya dan blog kita semua.


Bagaimana menjadi unik?

Hal pertama yang menjadi pertanyaan pengunjung yang juga penulis dalam acara tersebut adalah 

"bagaimana menjadi unik?" 
"mengapa novel ini bisa memiliki cerita dan vibes yang berbeda?"
"bagaimana bisa menjadi penulis berciri khas?"

Hal pertama yang diungkapkan oleh penulis buku monyet bernama O ini sebenarnya sederhana : kita semua unik.

  • Semua orang memiliki cerita berbeda, dan pengetahuan berbeda, serta bias berbeda dalam menghadapi kehidupan;
  • sehingga dalam menulis, cerita satu orang dan yang lainnya pun berbeda, memberikan ciri dari seseorang.
  • Terlalu mencoba untuk unik dan berbeda malah akan mengerdilkan potensi dari tulisan yang akan dihasilkan.

Salah satu cara menjadi unik adalah mengeksplorasi sebanyak-banyaknya genre tulisan dan isu (tentunya dengan riset mumpuni). Eka Kurniawan memang terkenal dengan novel debutnya "Cantik Itu Luka" yang memiliki adegan seksual. Meskipun begitu, cukup banyak karya beliau dan blognya yang tidak memiliki unsur demikian, seperti cerpen "Kapten Bebek Hijau" dalam kumpulan cerita pendek "Perempuan Patah Hati Yang Menemukan Cinta Melalu Mimpi" yang diterbitkan Bentang Pustaka. Cerpen ini malah menyiratkan bagaimana perbedaan dalam kaum malah sebenarnya menguntungkan dalam banyak hal.

Kalau dalam blog hal ini sebenarnya banyak terjadi dari awal hebohnya blog tahun 2008an sampai 2010an sampai saat ini

  • Pendekatan personal pada blog yang menekankan gaya penulisan pribadi pada suatu peristiwa. meskipun beberapa orang menulis mengenai HokBen yang menjadi salah satu makanan diberikan pada teman yang berdemo, gaya antar narablog pasti beda-beda
  • Blog pada masa lampau ada yang memang sudah mengejar niche untuk SEO, ada yang niche karena hanya suka suatu hal, dan ada yang campur baur seperti diari. Cukup banyak narablog yang menulis dari muda memulai dari blog campuran menuju blog niche atau blog semi-niche (seperti lifestyle yang cakupannya luas)

Eka Kurniawan berbincang-bincang dalam kegiatan peluncuran novel terbarunya di Gramedia Padang (dokumentasi pribadi)

Belajar menjadi pengamat

Baik pembaca dari buku pertama maupun pembaca baru Eka Kurniawan sepakat bahwa buku-buku beliau memiliki detail yang ciamik dan cukup dimengerti. Pembaca termasuk saya dapat langsung merasakan suasana dan percakapan dalam novelnya dalam otak sambil terus mencerna cerita yang digulirkan.

Untuk menuliskan detail secara baik, beliau memberikan wejangan untuk belajar menjadi pengamat membaur dengan banyak orang. Sebagai contoh, ketika kita sedang ada di pasar dan melihat seseorang yang tiba-tiba pingsan di jalan, coba perhatikan reaksi orang di sekitarnya. Ekspresi terkejut lalu tetap melintas dan tidak peduli beberapa orang, ekspresi panik seseorang di dekatnya sambil berjongkok dan menepuk-nepuk pundak dan tubuh yang pingsan, individu dengan ekspresi datar yang tenang memberikan penanganan para orang tersebut.

Hal lainnya yang perlu diperhatikan bagi Pak Eka adalah 'detail yang terlupakan'. Sesimpel ekspresi sekilas seseorang sebelum kehilangan kesadaran dan jatuh di jalan raya dapat menjadi bahan detail sebuah cerita. Atau ibu-ibu yang sibuk menyusui anaknya ketika banyak orang sibuk bertengkar karena masalah pribadi, kerjaan, dan lain sebagainya.

Sebenarnya, menulis sedetail-detailnya di blog sangat baik asal sesuai dengan tujuannya. Misalnya jika kita hanya menulis cerita sehari-hari, detail yang terlupakan tak jarang akan mengingatkan seseorang akan kehidupan mereka. Berbeda dengan postingan yang sengaja mempromosikan produk, detail yang dituliskan tentunya adalah detail produk, branding, dan impact yang akan dihasilkan produk baik secara langsung maupun tidak langsung kepada konsumen.

Misal, ketika berbicara tentang bagaimana maggot berpengaruh pada lingkungan, maka kita perlu tahu :

  • Darimana asal maggot?
  • Bagaimana perkembangbiakannya?
  • Apa peran maggot dalam pengolahan sampah?

Maka, kita dapat menjadi pengamat yang baik, misalnya mengunjungi pusat pengolahan maggot dan melihat prosesnya. Mulai dari tempat lalat-lalat yang diberi makan menghasilkan maggot dalam bilah kayu, tekstur dari maggot, sampai aksi mereka dalam menguraikan sampah.


Tiga pesepeda mengamati permainan olahraga (gambar oleh Jeff Chien dari Unsplash)


Naskah Yang Mandek Dan "Stamina Menulis"

Tentu saja dalam proses menulis draf akan ada masa dimana kita merasa jenuh dan tidak ingin menulis draf atau topik. Hal ini menyebabkan suatu naskah menjadi mandek. Menjawab pertanyaan dari lelaki yang dekat tempat duduk dengan saya saat itu, Eka Kurniawan mengungkapkan bahwa sangat normal untuk menghentikan menulis suatu draf, pindah ke draf lain yang dianggap lebih enak untuk ditulis. Akan ada saatnya ketika kita kembali memikirkan suatu ide dan ternyata ide tersebut ternyata ada dalam draf yang kita tulis dan mandek tersebut.

Hal ini sangat sering saya alami, baik dalam menulis fiksi maupun menulis blog. Saat ini saja, tak terhitung berapa draf fiksi yang tak tersentuh. Saat ini pula, saya juga menumpuk draf untuk blog selanjutnya karena dari kemarin saya tidak memiliki energi untuk mempublikasikannya hahahaha

Saya pun sempat bertanya kepada beliau pada saat sesi penandatanganan buku. Pasalnya, saya sangat penasaran dengan pernyataan salah satu organisasi kesenian besar yang menyelenggarakan lomba menulis novel. Pada laporan mereka mengenai pelaksanaan seleksi, mereka menyatakan bahwa "banyak peserta yang sudah mampu menulis cerpen yang ciamik, tapi tidak memiliki stamina yang lebih untuk membuat novel dengan runut dan pas selesainya.

Jawaban beliau cukup sederhana, mulai dengan menulis sesuatu yang pendek seperti flashfiction, lalu lanjut melatih menulis lebih panjang dari cerpen sampai bisa menulis novel dengan plot yang runut dan tidak terburu-buru. Kalau dalam menulis blog, bisalah dengan mulai menulis satu paragraf mengenai hal yang ingin diungkapkan maupun hal yang disuka. Setelah itu diangsur sehingga menjadi tulisan blog panjang yang ciamik.

Tips bagian ini untuk blog bisa disimpulkan sebagai :
  • Jangan takut dengan draf blog yang mandek (kecuali memang ada target kerjasama dengan brand ya). Lakukan hal lainnya dan tulis draf lain ketika memiliki ide yang rasanya lebih menarik. Nanti draf yang belum selesai bisa terpublikasi ketika kita kembali menemukan minat menyelesaikan draf tersebut.
  • Mulai dengan panjang tulisan terpendek yang kita bisa dan dengan tema yang kita suka. Bahkan mau diari publik pun tak masalah, banyak blogger baik yang masih aktif, maupun yang sekedar posting saat dia pengen meskipun sibuk pun yang memulai dengan tulisan curhat karena itu yang mereka mampu dan ingin.

Sekian tips-tips dari Eka Kurniawan yang saya tambahkan pengalaman ngeblog saya dari 2009. Ingat bahwa semua manusia memiliki cerita yang unik, cerita pengamatan yang berbeda, dan ketahanan menulis yang berbeda. Tunggu blog selanjutnya ya, bakal ada tips riset yang ciamik!

With love,

No comments spilled

Post a Comment

Please comment the post after you read it!
your praise, critique, and other is recomended to improve this blog! ^^

Berilah komentar setelah membaca blog. Baik kritik saran dan lainnya dibolehkan ^^